Jumat, 07 Desember 2012

DUNIA


          Yang disebut dunia bukanlah harta dan kedudukan saja, tetapi keduanya hanyalah bagian dari dunia, dan dua cabang diantara cabang-cabangnya. Cabang Dunia amatlah banyak. “Duniamu”adalah ungkapan untuk keadaanmu sebelum mati, dan “Akheratmu”adalah ungkapan untuk keadaanmu setelah mati. Semua bagian yang engkau miliki sebelum kematian, maka ia adalah duniamu, kecuali ilmu, makrifat dan kebebasan.

            Bagian-bagian dunia ini memiliki kerjasama dan berhubungan dengan bagian di akherat serta berkaitan dengan amal-amal perbuatanmu yang bergantung pada kebaikannya. Bagian-bagian dunia itu dapat dikembalikan pada benda yang wujud, bagianmu di dunia, dan usahamu dalam mengurus dunia.

            Adapun yang dimaksud dengan benda adalah bumi dan segala isinya.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, [ QS. 18: 7a ]

            Adapun bagianmu dari dunia diistilahkan dengan istilah “hawa nafsu”.
..... dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, [ QS. 79:40b ]. Dan Allah berfirman sebagai penjelasannya :Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan saling bermegah-megah antara kalian dan saling berbangga-banggaan dalam masalah harta dan anak, … [ QS. 57:20a ].

            Adapun Wujud, yaitu dunia lahir, adalah kesibukanmu dalam upaya mengurusnya, yaitu sejumlah usaha dan produksi yang manusia sibuk dengannya. Yang menyibukkan mereka ini adalah dua ikatan.Pertama, Ikatan hati yang disebabkan oleh mencintai bagian-bagiannya. Kedua, ikatan jasmani yang disebabkan oleh kesibukan mengurusnya.

            Dunia yang tercela dan merusak ini sebenarnya adalah kebun akhirat bagi orang yang mengenalinya. Sebab, dia tahu bahwa dunia adalah salah satu tempat singgah dari persinggahan-persinggahan para penempuh jalan menuju Allah ‘Azza wa jalla. Ia bagai benteng yang dibangun di tengah jalan. Di dalamnya disediakan banyak makanan, perbekalan, dan kebutuhan-kebutuhan perjalanan. Maka, orang yang mengambil perbekalan darinya untuk akhiratnya dan membatasinya sebatas keperluan, berarti dia telah berkebun dan bercocok tanam, dan dia akan memetik hasil yang dia tanam di akherat nanti. Akan tetapi, barang siapa yang singgah dan sibuk dengan ( atau justru menganggap itu adalah tujuan akhirnya ), maka dia binasa ( dan merugi ).

            Perumpamaan manusia di bumi adalah bagaikan serombongan orang yang mengendarai perahu yang membawa mereka ke sebuah pulau. Kemudian awak kapal menyuruh mereka keluar untuk memenuhi segala keperluan mereka dan mengingatkan mereka akan bahaya tempat tersebut dan perahu yang akan segera berangkat. Merekapun berpencar di pulau itu.
[a]. Sebagian mereka segera pergi dan memenuhi keperluannya, lalu dia (bergegas) kembali ke perahu. Maka, dia mendapatkan tempat kosong dan luas.

[b]. Sebagian mereka berdiri dan melihat bunga-bunga pulau tersebut, cahayanya, keindahan batuannya, keajaiban hutannya, dan suara merdu burung-burungnya, kemudian di kembali ke perahu, tetapi dia tidak mendapatkan tempat, kecuali tempat yang sesak dan sempit.

[c]. Sebagian mereka mengumpulkan rumah-rumah kerang dan batu-batu yang keindahannya membuatnya kagum sehingga dia tidak sampai hati kecuali dengan membawa serta sebagian darinya. Maka, dia tidak menemukan tempat dalam perahu, kecuali ruangan sempit yang dia persempit lagi dan perberat dengan bebatuan bawaannya tersebut. Akan tetapi, dia tidak tega membuangnya sehingga dia tidak mendapat tempat untuknya. Diapun memanggulnya sehingga dia jatuh bangun karena kelelahan.

[d]. Sebagian mereka memasuki rimba sehingga melupakan perahu dan sibuk dengan melihat bunga-bunga serta menikmati buah-buahnya, dan ketika melihat-lihat itu hatinya tak pernah lepas dari rasa takut akan binatang buas dan khawatir terjatuh dan celaka. Ketika dia kembali ke perahu, dia tidak menjumpai perahu itu sehingga dia pun diam di pantai. Lalu dia diserang binatang buas dan dicabik-cabik oleh singa.

            Nabi Muhammad saw bersabda:” Pasti akan datang suatu kaum pada hari kiamat nanti dengan membawa amal seperti Gunung Tihamah, tetapi mereka dimasukkan ke dalam Neraka.” Para sahabat bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah mereka melakukan Shalat ?” Beliau menjawab :” Betul. Mereka melakukan shalat, puasa, dan memanfaatkan sedikit waktu malam untuk shalat malam. Akan tetapi, jika mereka disodori sesuatu dari dunia, mereka langsung menyambarnya.”

             Nabi Isa as. Berkata : “ Cinta dunia dan cinta akhirat tidak akan menempati hati seorang Mukmin, sebagaimana air dan api tidak akan menempati satu wadah.”

@ disarikan dari 40 Prinsip Agama, oleh : al-Ghazali.

Baca Selengkapnya →DUNIA

Minggu, 25 November 2012

HADITS NABI


عَنْ عُثْمَانِ بْنَ عَفَّانَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ مِثْلَهُ
Dari Utsman bin Affan -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membangun masjid ikhlas karena Allah maka Allah akan membangunkan baginya yang serupa dengannya di surga.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)
Baca Selengkapnya →HADITS NABI